EKOLOGI LAUT TROPIS

Ekologi merupakan suatu interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Secara singkat ekologi laut tropis dapat diartikan sebagai interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di wilayah laut tropis. Ekologi laut tropis erat hubungannya dengan lingkungan hidup bahari. Pada lingkungan hidup bahari Laut merupakan penghubung (bukan perintang) bagian bumi  yang merupakan sumber bahan makanan untuk melengkapi bahan makanan dari daratan juga sumber mineral, energy fosil (minyakbumi) yang banyak didapatkan dilepas pantai,  sumber energi tidal dan memiliki keanekaragaram yang sangat tinggi, khususnya dilaut tropik: terumbu karang, mangrove.

Karakteristik laut tropis, berdasarkan variasi produktivitas :

  1. Laut Tropis: sinar matahari terus menerus sepanjang tahun (hanya ada dua musim, hujan dan kemarau) ,kondisi optimal bagi produksi fitoplankton dan konstant sepanjang tahun.
  2. Laut Subtropis: intensitas sinar matahari bervariasi menurut musim (dingin, semi, panasdangugur). Tingkat produktifitas akan berbeda pada setiap musim. Pada musim semi: tinggi, sedangkan pada musim dingin: sangat rendah.
  3. Laut Kutub: masa produktifitas sangat pendek (Juli atau Agustus), musim panas: fitoplankton tumbuh.

Jaring-jaring makanan dan struktur trofik komunitas pelagik berbeda pada tiga daerah geografik (lauttropik, subtropik, kutub). Secara umum terdiri darialgae,  herbivora, penyaring, predator dan predator tertinggi. Jumlah dan jenis masing – masing tingkat trofik berbeda, yaitu laut tropik yang paling banyak, diikuti oleh laut subtropik dan terakhir lautkutub.

Karakteristik laut tropis, berdasarkan jarring-jaring makanan :

  1. Laut Tropik: predator tertinggi (tuna, lansetfish, setuhuk, hiu sedang dan hiu besar), predator lainnya: cumi-cumi, lumba-lumba.
  2. Laut Subtropik: predator tertinggi (lumba-lumba, anjing laut dan singa laut, paus, burung-burung laut), predator lainnya: salem, cumi-cumi.
  3. Laut Kutub: predator tertinggi (paus), predator lainnya: anjing laut, singa laut.

NICHE

Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris, Niche atau nicia atau ecological niche, tidak hanya meliputi ruang/tempat yang ditinggali organisme,  tetapi juga peranannya dalam komunitas, dan posisinya pada gradient lingkungan: temperatur, kelembaban, pH, tanah dan kondisi lain. Pengetahuan tentang nicia digunakan sebagai landasan untuk memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama.

Relung (niche) adalah posisi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi struktural, tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dimilikinya. Dapat dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi atau cara hidup organisme dalam lingkungan hidupnya.

Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

Suksesi primer adalah organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan contohnya delta. Sedangkan, suksesi sekunder adalah terjadi setelah  komunitas yang ada menderita gangguan yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan.

Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrient dalam jumlah minimum dan maksimum. Dalam ekologi tumbuhan factor lingkungan sebagai factor ekologi dapat dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya. Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrient tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai factor ekologi berperan sebagai faktor pembatas.

SIKLUS BIOGEOKIMIA

Makhluk yang hidup atau mati tersusun oleh materi, materi ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme lain untuk hidup apabila salah satu dari makhluk hidup mati rantai makanan ini akan terus berjalan. Dinamakan siklus karena proses rantai makanan yang berlangsung secara terus menerus. Biogeokimia terjadi karena adanya proses perubahan dari biosfer yang hidup dan tak hidup yang menyangkut materi.

Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsure atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus ini berfungsi untuk mengembalikan unsur kimia yang telah tepakai. Diketahui ada sekitar 100 unsur kimia di dunia, tapi hanya 30-40% yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Nutrient masuk ke ekosistem melalui proses weathering, atmospheric input, biological nitrogen fixation, dan immigration. Sedangkan, nutrient keluar dari ekosistem melalui proses erosion, leaching, gaseous losses, emigration dan harvesting.

Siklus biogeokimia terdiri dari beberapa macam siklus, antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus sulfur. Tetapi bahasan yang akan kita bahas adalah hanya 3 macam siklus yaitu, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor.

  1. Siklus  karbon dan oksigen

Siklus Karbon dan Oksigen merupakan siklus biogeokimia terbesar. Ada tiga hal yang terjadi pada karbon yang pertama karbon tinggal didalam tubuh, kedua karbon di respirasi oleh hewan, ketiga karbon diubah menjadi sampah atau sisa. Sebanyak 45% karbon digunakan untuk pertumbuhan, 45% digunakan untuk proses respirasi dan 10% digunakan untuk DOC. Karbon masuk ke perairan melalui proses difusi. Sumber-sumber CO2 di atmosfer berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.

Pada atmosfer proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui proses respirasi yang mnghasilkan CO2 dan proses  fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.

  1. Siklus Nitrogen

Di atmosfir nitrogen (N) jumlahnya hampir mencapai 80%. Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitritoksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/petir (elektrisasi). Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa ammonia (NH3), ionnitrit (N02-), dan ion nitrat (N03-).

Siklus Nitrogen adalah transfer nitrogen yang melibatkan komponen biotik dan abiotik ,proses awalnya adalah nitrogen yang ada di atmosfer ditransfer ke dalam tanah melalui hujan secara tidak langsung  dan fiksasi nitrogen secara langsung. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.

Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrit dan nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.

  1. Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Selain itu hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Sehingga, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap dari air tanah oleh akar tumbuhan lagi.

EKOSISTEM

Ekosistem yaitu suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terdiri dari komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Komponen hidup (biotik) terdiri dari bakteri, plankton, benthos, dan ikan. Sedangkan, komponen tak hidup (abiotik) terdiri dari air, gas dan tanah.

  • Klasifikasi  komponen ekosistem berdasarkan tingkat makan – memakan :
  1. Organisme Autotrophic yaitu organisme yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik dari bahan – bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun ( klorofil).
  2. Organisme Heterotropic yaitu organisme yang menyusun kembali dan menguraikan bahan – bahan organik kompleks yang telah mati kedalam senyawa anorganik sederhana.
  • Faktor penyebab perbedaan ekosistem, diantaranya :
  1. Perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana)
  2. Perbedaan letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai)
  3. Perbedaan kondisi tanah dan air tanah (pasir, lempung, basah, kering).
  • Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem terbagi menjadi dua macam :
  1. Ekosistem alam (laut, sungai, hutan alam, danau alam, dan lainnya)
  2. Ekosistem buatan (sawah, kebun, hutan tanaman, tambak, dan bendungan)
  • Tipe ekosistem, terbagi menjadi :
  1. Ekosistem terestris (daratan)

•Ekosistem hutan

•Ekosistem padang rumput

•Ekosistem gurun

•Ekosistem anthropogen atau buatan (sawah, kebun, dan lainnya)

  1. Ekosistem akuatik (perairan)

•Ekosistem air tawar, misalnya kolam, danau, sungai, dan lainnya

•Ekosistem lautan

PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN SECARA TERPADU

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki jumlah pulau sekitar 17.000  pulau dengan wilayah pesisir dan luas laut berturut-turut 3,1 km2 dan ZEE 2,7 km2. Dengan garis pantai 81 km yang memuat habitat pantai yang sangat bervariasi menyimpan beragam potensi sumber daya alam pesisir dan laut seperti terumbu karang, mangrove, lamun, rumput laut, dan ikan dengan jumlah dan keragaman jenis yang sangat melimpah.

  1. Wilayah Pesisir

Wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang, dan ke arah laut meliputi daerah papaan benuaPerencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Sektoral: oleh satu instansi pemerintah untuk tujuan tertentu misal perikanan, konflik kepentingan Perencanaan Terpadu: mengkoordinasikan mengarahkan berbagai aktivitas kegiatan. Terprogram untuk tujuan keharmonisan, optimal antara kepentingan lingkungan, pembangunan ekonomi dan keterlibatan masyarakat, pengaturan tataruang.

  • Kerusakan pesisir, meliputi :
  1. Estuaria : Laju sedimentasi yang menimbulkan pendangkalan perairan.
  2. Mangrove : Luas wilayah mangrove berkurang 70% selama 7tahun terakhir, akibat :

– konversi menjadi tambak udang

– Menjadi bahan bakar atau arang (ekspor banyak dilakukan di                          daerah Riau)

– Penambangan, pembangunan pantai (pemukiman), perkebunan(kelapa sawit), dan pertanian.

  1. Padang lamun : Ekosistem padang lamun Kehilangan 30-40% selama 50 tahun

terakhir, akibat :

– reklamasi lahan

– masuknya limbah yang tidak diolah

– pembangunan pelabuhan dan bangunan laut

  1. Terumbu karang : Eksploitasi sumberdaya perikanan.

– pengambilan karang untuk bahan bangunan dan pembuangan limbah.

–  pariwisata dan ledakan populasi yang menjadi pemangsanya.

  1. Lautan dan estuaria

Lautan merupakan satu kesatuan dari permukaan, kolom air sampai ke dasar dan bawah dasar laut. Di luar batas wilayah teritorial (3 sampai 12 mil) sebagai wilayah laut. Sedangkan, estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bertemu dan bercampur.

  1. Ekosistem terumbu karang

Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2% saja yang kondisinya baik. Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia.

  • Manfaat terumbu karang, diantaranya :

–         Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground and nursery ground)

–         Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)

–         Sebagai daya tarik wisata bahari

–         Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut

–         Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya

  • Karang memerlukan kondisi tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik seperti :

–         Air dengan transparansi tinggi (jernih)

–         Suhu air yang berkisar antara 23 – 32 derajat celcius

–         Kedalaman perairan kurang dari 40 m

–         Salinitas yang berkisar antara 32 – 36 per mil

–         pH 7,5 – 8,5

  • Ancaman terhadap terumbu karang, seperti :

–         Pencemaran minyak dan industri,

–         Sedimentasi akibat erosi, penebangan hutan, pengerukan dan penambangan karang

–         Peningkatan suhu permukaan laut

–         Buangan limbah panas dari pembangkit tenaga listrik

–         Pencemaran limbah domestik dan kelimpahan nutrien

–         Penggunaan sianida dan bahan peledak untuk menangkap ikan

–         Perusakan akibat jangkar kapal

  • Upaya pelestarian terumbu karang dengan cara :

–         Mengendalikan/ meminimalkan penambangan karang untuk lahan bangunan

–         Mencegah kegiatan pengerukan atau kegiatan lainnya yang menyebabkan terjadinya endapan

–         Kegiatan transplantasi terumbu karang untuk memulihkan ekosistem terumbu karang yang telah rusak

–         Penyuluhan terhada masyarakat tentang pentingnya peran terumbu karang bagi ekosistem pesisir

  • Metode Pengukuran Kondisi Terumbu Karang Berdasarkan Metode Transek Garis :

–         Pemilihan tapak, diusahakan pada lereng terumbu dan dapat mewakili terumbu karang tersebut

–         Untuk pemilihan tempat sebaiknya dilakukan dengan metode Manta Towing

–         Dalam pemilihan tapak sekurang-kurangnya harus dilakukan pada 2 tempat

–         Penandaan titik lokasi yang tepat harus dicatat bersamaan dengan pemilihan tempat

–         Sebaiknya gunakan GPS atau kamera photo

–         Tandai tapak dimana akan dilakukan transek dengan paku dan pelampung

–         Untuk setiap tapak dilakukan min.6 transek dengan masing-masing panjang 50 m, pada setiap 2 kedalaman yaitu 3 m dan 10 m

–         Dahulukan transek pertama pada daerah yang miring, kira-kira 3 m di bawah tonjolan terumbu karang

–         Transek kedua diletakkan pada kira-kira 9-10 m di bawah tonjolan terumbu karang

–         Tenaga dan jumlah personel sebaiknya sama untuk setiap pengamatan awal dan saat pengamatan

–         Untuk menghindari terjadinya pergeseran-pergeseran, alat ukur harus selalu berada dekat (0 – 15 m) dengan objek pengamatan dan tetap terkait

–         Setelah pengamatan dinyatakan selesai, lokasi ditandai dengan pelampung/ GPS

  1. Ekosistem padang lamun

Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut, padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang  tinggi. Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, spawning ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang.

  • Ancaman terhadap padang lamun, seperti :

–         Pengerukan dan pengurugan dari aktivitas pembangunan (pemukiman pinggir laut, pelabuhan, industri dan saluran navigasi)

–         Pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin

–         Pembuangan sampah organik

–         Pencemaran limbah pertanian, pencemaran minyak dan industri

  • Upaya pelestarian padang lamun dengan cara :

–         Mencegah terjadinya pengrusakan akibat pengerukan dan pengurugan kawasan lamun

–         Mencegah terjadinya pengrusakan akibat kegiatan konstruksi di wilayah pesisir

–         Mencegah terjadinya pembuangan limbah dari kegiatan industri, buangan termal serta limbah pemukiman

–         Mencegah terjadinya penangkapan ikan secara destruktif yang membahayakan lamun

–         Memelihara salinitas perairan agar sesuai batas salinitas padang lamun

–         Mencegah terjadinya pencemaran minyak di kawasan lamun

  • Pengambilan Sampel Padang Lamun

Pengamatan lamun di lapangan meliputi identifikasi jenis-jenis lamun, menghitung jumlah individu (tegakan), persentase penutupan dari masing-masing spesies pada setiap transek dengan menggunakan kuadran (petak contoh berbentuk bujur sangkar) yaitu dengan Metode Transek Garis atau Line Intercept Transect (LIT) dan Petak contoh (Transect plot).

  1. Ekosistem Mangrove

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut, komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut. Mangrove merupakan tumbuhan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil) dan saat ini sudah mengalami kerusakan hampir 68%. Jenis-jenis mangrove, antara lain :

  • Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)
  • Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove, dll)
  • Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)
  • Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)
  • Lythraceae (sonneratia, dll)
  • Mangrove memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
  • Fungsi ekologis:

–         Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai

–         Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi

–         Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen

–         Penghasil detritus yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove

–         Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang  dan hewan liar lainnya

–         Bentuk Pengelolaan (manfaat dan konservasi): Silvofishery, minawana. Banyak berkembang di Jawa dan Sulawesi Selatan.

  • Fungsi ekonomi : sebagai penghasil kayu untuk bahan bangunan, kayu bakar, bahan baku arang, tanin, obat-obatan, energi/biofuel, dan pariwisata.
  • Perubahan hutan mangrove menyebabkan gangguan fungsi ekologi mangrove :

–         Konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak, pemukiman, pertanian, pelabuhan dan perindustrian

–         Pencemaran limbah domestik dan bahan pencemar lainnya

–         Penebangan ilegal

  • Parameter Penentuan Kerusakan Mangrove, daerah Pengukuran :

–         Sempadan pantai mangrove : min.130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat

–         Sempadan sungai mangrove : 50 m ke arah kiri dan ke kanan dari garis pasang tertinggi air sungai yang masih dipengaruhi pasang surut air laut

  • Metode Pengukuran dan Penentuan Kerusakan Mangrove

Metode Transek Garis atau Line Intercept Transect (LIT) dan Petak contoh (Transect plot) yaitu metode pencuplikan contoh populasi suatu komunitas dengan pendekatan petak contoh yang berada pada garis yang ditarik melewati wilayah ekosistem tersebut.

Untuk melihat daftar istilah-istilah  ekologi yang terdapat dalam tulisan ini, silahkan kunjungi : http://laluauliyaakraboe.wordpress.com/

Tentang blueseafer
Nama Dwiko Handiko Bowo, anak ke-2 dari 3 bersaudara. Saya lahir di kota Jakarta tanggal 14 agustus 1989. Sekarang saya sedang studi S1 Marine Science d Universitas Padjadjaran Bandung.

2 Responses to EKOLOGI LAUT TROPIS

  1. hai Dwiko….
    my name is Pandan. Now i”m working about marine for export ( corals, fish and invertebrates) as RnD.
    do u mind to share about your lesson with me, especially for corals?
    i have a plan to make Phytoplankton culture and Bio Reefclear…
    do u know about that?
    Thanks before..
    nice to know u…

    • blueseafer says:

      Hai jg pandan, hmm tentang koral ya, ok bisa. .
      Apa yang ingin pandan ketahui tentang koral????saya akan membantu sebisa saya.
      Nice to know u too. . .

Tinggalkan Balasan ke Dina Santi Pandansari Batalkan balasan